Simalungun – Di tengah dinamika tantangan ketahanan pangan global, Pemerintah Nagori Baja Dolok, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, mengambil langkah strategis dan visioner melalui pemberdayaan Badan Usaha Milik Nagori (BUMNag) JUMAKASTANI.

Pada Selasa, 4 November 2025, BUMNag JUMAKASTANI bekerja sama dengan kelompok tani setempat menggelar acara penanaman jagung serentak di areal Perkebunan PTPN IV Kebun Bahjambi Afdeling VIII.

Inisiatif ini bukan sekadar kegiatan bercocok tanam, melainkan sebuah deklarasi komitmen terhadap ketahanan pangan nasional, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan ekonomi desa yang berkelanjutan.

Kegiatan ini memanfaatkan lahan Tanam Ulang (TU) seluas lebih kurang 30 hektar di Afdeling VIII Kebun Bahjambi, sebagai wujud nyata sinergi antara BUMNag dan sektor perkebunan.

Momentum ini turut dihadiri berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Pangulu Baja Dolok Jumawan S.P., Asisten Afdeling VIII PTPN IV, Kapolsek Tanah Jawa Kompol Asmon Bufitra, S.H., M.H., Koordinator Desa dan Pendamping Lokal Desa, Penyuluh Pertanian UPT Dinas Pertanian Edianto, serta perangkat nagori, tokoh masyarakat, tokoh agama, pengurus PKK, dan masyarakat luas sebagai penerima manfaat program.

Acara diawali dengan doa bersama yang khusyuk, menggambarkan nilai spiritual dan kebersamaan yang menjadi fondasi pembangunan di Nagori Baja Dolok.

Dalam sambutannya, Pangulu Baja Dolok Jumawan S.P. menegaskan komitmen pemerintah nagori untuk mendukung ketahanan pangan nasional sebagai prioritas utama.

Ia menyoroti kemitraan strategis yang telah dibangun dengan PTPN IV dalam penyediaan lahan dan dukungan teknis, serta kerja sama dengan pihak ketiga untuk penyediaan bibit jagung unggul.

Lebih lanjut, beliau menyampaikan pentingnya sinergi dengan Bulog guna memastikan distribusi hasil panen berjalan lancar dan harga jual tetap stabil. “Keberhasilan program ini akan ditentukan oleh semangat kerja sama, gotong royong, dan kesadaran bersama bahwa ketahanan pangan dimulai dari desa,” ujarnya penuh semangat.

Sementara, Pendamping desa yang turut hadir menegaskan bahwa program penanaman jagung ini merupakan bagian integral dari strategi ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Selain bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian, program ini juga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani, membuka lapangan kerja baru, serta memperbaiki taraf hidup masyarakat.

Sementara itu, Maujanah Nagori Baja Dolok mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat luas, terutama dalam penyediaan pangan yang terjangkau bagi masyarakat. Ia juga menyoroti peluang pemberdayaan ekonomi bagi ibu-ibu melalui kegiatan pasca panen di bawah koordinasi BUMNag, yang dinilai mampu memperkuat kemandirian keluarga.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolsek Tanah Jawa Kompol Asmon Bufitra, S.H., M.H. menegaskan dukungan penuh aparat kepolisian terhadap program ini.

Beliau menyampaikan bahwa Polsek siap memberikan pengamanan dan pendampingan agar seluruh tahapan kegiatan — mulai dari penanaman, perawatan, hingga panen dan distribusi — berjalan aman dan lancar.

Sementara pihak PTPN IV Kebun Bahjambi menunjukkan komitmen nyata dengan mengizinkan pemanfaatan lahan TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), terutama di area gang mati, untuk penanaman jagung.

Kebijakan ini diambil tanpa mengabaikan perawatan tanaman sawit muda, menandakan keseimbangan antara produktivitas dan kelestarian lingkungan.

Langkah tersebut menjadi bukti nyata tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PTPN IV dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Melalui inisiatif penanaman jagung terpadu ini, BUMNag JUMAKASTANI Baja Dolok meneguhkan diri sebagai pilar ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi desa.

BUMNag JUMAKASTANI Baja Dolok Dukung Ketahanan Pangan Nasional.

Program ini menjadi inspirasi bagi nagori-nagori lain di Kabupaten Simalungun, bahkan di seluruh Indonesia, tentang bagaimana sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan sektor swasta dapat menciptakan perubahan nyata.

Dengan kerja keras, kolaborasi, dan visi yang jelas, masyarakat Nagori Baja Dolok membuktikan bahwa kemandirian pangan bukan sekadar cita-cita, tetapi realitas yang bisa dicapai bersama demi kesejahteraan dan masa depan generasi mendatang.


Tim Redaksi